Dari Masa Ke Masa Perusahaan Umum Daerah Tirta Pakuan Kota Bogor

Buitenzorg adalah asal mula penamaan Kota Bogor menurut catatan sejarah yang ada dan telah mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun 1918 yang dibangun oleh pemerintah Belanda saat itu, dengan memanfaatkan sumber mata air Kota Batu yang masih perawan kala itu sebesar (70 liter/detik) dan terletak di daerah Kabupaten Bogor yang berjarak 7 km ke Kota Bogor.

Nama perusahaan air minum pada waktu itu ialah Gemeentelijke Waterleiding te Buitenzorg. Sumber mata air Kota Batu ini merupakan cikal bakal keberadaan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Bogor dan tahun 1918 dianggap merupakan sebagai dimulainya pelayanan air minum kota Bogor. Pada tahun 1930 dan 1950, untuk mencukupi kebutuhan penduduk kota Bogor diadakan tambahan debit air dari sumber air Kebon Salada (milik PAM DKI Jaya) masing-masing sebanyak 30 l/dt, sehingga berjumlah 60 l/dt.

Dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan kota, maka pada tahun 1966 mulai dirasakan adanya kekurangan air minum untuk kota Bogor, sehingga pada waktu itu segera diadakan survei dan perencanaan oleh Departemen PUTL (Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik). Dari survei tersebut diperkirakan air yang hilang lebih dari 50 % dikarenakan hampir semua sambungan ke meteran keadaanya tidak baik, demikian juga keadaan pipa distribusi yang sudah tua. Mengingat besarnya biaya, Pemerintah Indonesia mengusahakan bantuan luar negeri. Untuk mengatasi kebutuhan air minum dalam jangka pendek mulai tahun 1967 Departemen PUTL merencanakan penyedian air minum dari mata air Bantarkambing.

Setelah jaman kemerdekaan, pada tahun 1970 dengan bantuan Colombo Plan dari Australia berupa Grant / Hibah, penyediaan air minum ditingkatkan dengan pengembangan sarana dan penambahan debit air bersih dari 130 l/dt menjadi 410 l/dt. Untuk melayani kebutuhan air minum bagi 242.000 penduduk sampai tahun 1980, dengan pemasangan pipa transmisi sepanjang 5.420 meter dari sumber air Tangkil ke Reservoir Cipaku. Reservoir cipaku dibangun pada periode ini berjumlah dua reservoir dengan kapasitas 4.000 m3 dan 9.000 m3, ditambah dengan pemasangan pipa distribusi di dalam Kota Bogor sepanjang 125.242 m.

Pada tahun 1967, PDAM Kota Bogor menerima hibah sumber air Bantarkambing dari Pemda DKI. Pada tahun 1973 PDAM Kota Bogor menerima lagi sumber air Tangkil dari Pemda DKI.

Bantuan dari Pemerintah Australia keseluruhannya sebesar US $ 1,736,000. Atau US $ 2,456,449, dalam bantuan ini termasuk 16.000 buah meter air Emmco dan tenaga konsultan supervisi Vallentin, Lauri & Davies Consulting Engineers dari Sydney Australia. Dengan berfungsinya tambahan kapasitas produksi tersebut, pada tanggal 3 Juli 1975 dilakukan penghentian/pemutusan atas koneksi pipa PAM DKI Jaya di Kebon Kecapi. Jalan Dr. Semeru Bogor.

Kapasitas produksi dimiliki:

  • Kota Batu I dan II : 70 liter/detik
  • Bantarkambing : 170 liter/detik
  • Tangkil : 170 liter/detik

Pada tahun 1977 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Kota Bogor didirikan dengan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 5 tahun 1977 tanggal 31 Maret 1977 dengan modal perusahaan sesuai dengan neraca pembukuan PDAM Kota Bogor hasil audit akuntan negara (Kanwil II DJPKN Bandung) per 1 April 1977 berjumlah sebesar Rp. 3.075.358.561,63 terdiri atas:

  • Eks modal Pemda Kota Bogor : Rp. 518.176.260,19
  • Eks modal Pemerintah Pusat : Rp. 1.048.922.301,44
  • Eks modal Colombo Plan : Rp. 1.508.260.000,00

Menyadari betapa pentingnya profesionalisme dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun 1983 PDAM Kota Bogor merintis kerjasama dengan salah satu perusahaan air minum Belanda, bermula atas undangan konsultan IWACO untuk mengunjungi Belanda dan dipertemukan dengan NV. PWN. Dari hasil pembicaraan, disepakati rencana VN.PWN membantu PDAM Kota Bogor dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Tahun 1987 ditandatangani kerjasama Twining untuk kurun waktu 10 tahun dibagi dalam empat tahapan:

  • Tahapan I : 1987 – 1990
  • Tahapan II : 1990 – 1993
  • Tahapan III : 1993 – 1997
  • Tahapan IV : 1997 – 1998

Sasaran kerjasama ini, yaitu:

  • Penurunan tingkat kehilangan air sebagai prioritas utama, karena ini merupakan masalah paling mendasar, tidak hanya bagi PDAM Kota Bogor tapi bagi hampir semua PDAM di Indonesia.
  • Peningkatan keterampilan karyawan bagian teknik maupun administrasi
  • Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dibidang Public Relation.
  • Peningkatan efisiensi perusahaan dengan mengoptimalkan biaya operasional dan biaya produksi.

Untuk menunjang pelaksanaan program kerjasama, NV.PWN telah memberikan sumbangan peralatan berupa peralatan teknik perpipaan dan seperangkat bengkel meter yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam penurunan kehilangan air.

Tahun 1988, PDAM Kota Bogor mulai menerapkan managemen dengan sistem informasi, ditunjang dengan komputerisasi, jaringan terpadu yang mampu melaksanakan pemantauan disemua bagian dan otomatisasi semua data administrasi dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. Pada tahun ini juga PDAM berhasil menambah kapasitas produksi 120 l/dt dengan membangun instalasi pengolahan air dengan air baku dari sungai Cisadane. Biaya pembangunan sebesar Rp. 1,2 milyar (tidak termasuk pembebasan tanah) dibiayai sendiri dari uang tabungan yang berhasil disisihkan dari pembayaran rekening air minum pelanggan selama kurun waktu 10 tahun.

Tahun 1990, bengkel meter air, laboratorium dan pusat informasi dibangun PDAM pada lokasi komplek reservoir Cipaku Bogor. Pembangunan bengkel meter air berfungsi untuk meningkatkan keandalan pelayanan perusahaan dalam hal perbaikan, pengetasan dan pemeliharaan meter air dan merupakan tempat latihan bagi para petugas bengkel meter PDAM-PDAM lain. Perlengkapan bengkel meter air tersebut berasal dari hibah NV.PWN bernilai US $ 100,000. Pembagunan pusat informasi merupakan pusat informasi data PDAM Kota Bogor, baik yang menyangkut informasi data teknik maupun non teknik.

Pada tahun 1994, dibangun tambahan kapasitas produksi sebesar 60 l/dt dengan memanfaatkan sungai Cisadane dengan biaya sendiri sebesar Rp. 904 juta.

Pada tahun 1997 telah dioperasikan tambahan asset untuk memenuhi kebutuhan air minum akibat adanya pertambahan penduduk, PDAM Kota Bogor menambah kapasitas berikut penambahan jaringan dan sarana penunjang lainnya melalui Proyek P3KT (Proyek Pengembangan Prasarana Terpadu) yang dibiayai melalui pinjaman dari ADB (Asian Development Bank) ekuivalen sebesar 30,5 milyar dan sebesar 11,5 milyar dari dana pendamping dengan alokasi proyek berupa Bangunan Penangkap Air (Intake) disiapkan dengan kasitas 2000 l/dt, Bangunan Pengolahan Air (WTP) dengan kapasitas maksimal 600 l/dt, Bangunan Reservoir dan Jaringan Transmisi dan Distribusi. Selain itu PDAM Kota Bogor berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan misi yang diembannya maka diambil langkah langkah khususnya dalam alih teknologi dan profesionalisme pengelolaan perusahaan.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2002 berdasarkan Surat Keputusan WaliKota Nomor 011.45-75 tentang penetapan logo baru PDAM dan penambahan “Tirta Pakuan” pada nama perusahaan sehingga lengkapnya disebut “PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor” disertai logo baru, menjadikan identitas perusahaan yang lebih melekat kepada unsur kedaerahan.

Pada tahun 2009, dibangun WTP Palasari elevasi 364,19 meter, kondisi terpasang 20 liter/detik memanfaatkan air sungai Cikondang dan mata air dengan kapasitas produksi 30 liter/detik untuk melayani pelanggan zona 5 (wilayah Pamoyanan, Rangga Mekar dan Palasari) dengan sumber pendanaan program SPAM IKK Satker Jawa Barat senilai 5,2 Milyar.

Pada tahun 2011 dibangun reservoir dengan kapasitas 2000 m3 di Kota Batu dengan nilai 4,8 Milyar untuk menampung air pada saat overflow. Selain itu, dibangun pula 2 unit filter di WTP Dekeng I senilai 3,6 Milyar untuk meringankan beban filter yang sudah ada di instalasi pengolahan tersebut. Kedua kegiatan tersebut bersumber dana dari pinjaman lunak (soft loan) World Bank dan dana penyertaan modal Pemda.

Pada tahun 2012, dibangun WTP Dekeng 2 dengan kapasitas 400 liter/detik dengan sumber dana dari pinjaman lunak (soft loan) World Bank dan dana penyertaan modal Pemda senilai 43,8 Milyar serta pembangunan recycle back wash senilai 5,4 Milyar dengan tujuan memanfaatkan lumpur sisa dari instalasi pengolahan. Pada tahun 2012, dikerjakan perluasan pipa jaringan distribusi paket 1 senilai 5,2 miliar di lokasi Kecamatan Bogor Timur, Tanah Sareal, Bogor Barat dan Bogor Utara dan paket 2 senilai 6,8 Milyar untuk lokasi Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat, serta pekerjaan penurunan kehilangan air di Kecamatan Bogor Tengah dengan nilai 7,3 Milyar.

Pada tahun 2013 dilaksanakan perluasan pipa distribusi paket 3 senilai 10,8 miliar di lokasi kecamatan Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Utara dan Tanah Sareal dengan sumber dana dari pinjaman lunak (soft loan) World Bank dan dana penyertaan modal Pemda.

Pada tahun 2014 dilaksanakan pekerjaan dilaksanakan penurunan kehilangan air paket 2 senilai, 5,7 miliar di lokasi Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Utara dan Bogor Tengah. Pada tahun yang sama juga dilaksanakan penurunan kehilangan air paket 3 senilai 3,7 miliar di lokasi Kecamatan Bogor Tengah dan dilaksanakan penurunan kehilangan air paket 4 senilai 3,4 miliar di lokasi Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan dan Tanah Sareal. Pada tahun 2014 juga dilaksanakan uprating system IPA Baja kapasitas 20 L/d menjadi 40 l/d dan pembangunan Intake Cikreteg dilokasi kelurahan Bitung Sari kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.

Pada tahun 2015, dibangun WTP Cikreteg dengan kapasitas terpasang 40 liter/detik memanfaatkan sungai Cikreteg untuk menambah pasokan pelayanan Zona 1 ( Ciawi, Harjasari, Sindangrasa, Sindangsari, Rancamaya, Muarasari, Bojongkerta, Kertamaya, Tajur, Pakuan, Baranangsiang, Katulampa, Cipaku, Genteng dan Lawang Gintung).

Pada Tahun 2016, di WTP Dekeng 1 dan WTP Dekeng 2 dilakukan uprating dan untuk menambah kapasitas produksi sebesar 60 dan 100 liter/detik.

Pada Tahun 2017, di intake Cipaku dilakukan upgrade kapasitas produksi menjadi 200 liter/detik untuk menambah pasokan air baku dari sungai Cisadane ke pelanggan Zona 3 (Baranangsiang, Sukasari, Mulyaharja, Katulampa, Lawanggintung, Batu Tulis, Babakan Pasar, Gudang, Paledang, Panaragan, Bondongan, Empang, Pasir Jaya dan tanah Baru) dengan sumber dana berasal dari PDAM senilai 892 Juta Rupiah.

Pada tahun 2017 dibangun pula SPAM Katulampa berkapasitas sebesar 600 liter/detik memanfaatkan air sungai Ciliwung, dan pembangunan intake kapasitas 600 liter/detik senilai 6 Milyar dan pemasangan pipa transmisi air baku ukuran 700mm sepanjang 670 meter senilai 5 Milyar dengan sumber dana dari hibah SDA APBN. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant) Katulampa dengan kapasitas 1 x 300 liter/detik dengan nilai sebesar 62 Milyar. Pembangunan Reservoir kapasitas 5000 m3 sumber dana dari penyertaan modal Pemda Kota Bogor tahun 2017 sebesar 11 Milyar. Pemasangan pipa Distribusi Jaringan Utama (DJU) sumber dana dari DAK APBN sebesar 34 Milyar dengan jenis pipa HDPE sepanjang 4 km dengan ukuran diameter 1000mm, 800mm dan 400mm.

Hingga Tahun 2019 tercatat kapasitas produksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terpasang sebesar 2.587.57 liter/detik, total kapasitas produksi tersebut berasal dari:

  • Mata Air Kota Batu : 67,26 liter/detik
  • Bantarkambing : 155,72 liter/detik
  • Tangkil : 113,91 liter/detik
  • Palasari : 18,45 liter/detik
  • IPA Cipaku : 274,56 liter/detik
  • IPA Dekeng : 1.608,05 liter/detik
  • IPA Cikreteg : 36,08 liter/detik
  • IPA Palasari : 13,54 liter/detik
  • IPA Katulampa : 300 liter/detik (Penambahan Kapasitas Berupa Hibah Dari Kementrian PUPR)

Dan selain itu, pada tahun 2019 PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengalami perubahan bentuk perusahaan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 21 Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Tirta Pakuan Kota Bogor yang melandasi perubahan nama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menjadi PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor.

Di tahun 2020 Setelah berganti nama menjadi PERUMDA Tirta Pakuan melakukan evaluasi pada beberapa aspek yang melahirkan program Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) hingga tahun 2022.Program-program tersebut meliputi peningkatan kapasitas produksi, penurunan angka kehilangan air, penambahan jumlah pelanggan, peningkatan cakupan layanan, dan pengembangan jaringan perpipaan.

Sedangkan pada tahun 2021, secara keseluruhan PERUMDA Tirta Pakuan tidak terlalu banyak melakukan perubahan, dan tetap berfokus pada rencana-renaca program yang sudah ada pada tahun sebelumnya agar dapat tercapai sesuai target. Namun seiring berkembangnya informasi berbasis teknologi, PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor menganggap perlu melakukan peningkatan Sistem Informasi Internal dan Eksternal yang berbasis teknologi.

Tahun 2022 pencapaian dari program RKJM yang telah direalisasikan menjadikan PERUMDA Tirta Pakuan lebih maju kedepan. Berikut adalah data yang telah tercatat:

  • Peningkatan kapasitas IPA Palasari : 50 liter/detik
  • Peningkatan kapasitas Mata Air Kabandungan : 30 liter/detik
  • Pembangunan Reservoir Jabaru kapasitas 1500 m3
  • Menurunkan tingkat kehilangan air hingga 3.1%
  • Pertumbuhan pelanggan bertambah ± 10.000 sambungan
  • Penambahan cakupan layanan sebesasr 17%
  • Penambahan jaringan dibeberapa kecamatan yaitu Bogor Utara, Bogor Barat, Bogor Timur dan terutama wilayah Bogor Selatan yang sudah cukup lama tidak dilakukan pengembangan jaringan, dengan dibangunya Broncaptering Mata Air Kabandungan maka sebagian wilayah di Bogor Selatan dapat terlayani.

Pada tahun 2023, Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah dua Instalasi Pengolahan Air (IPA), yaitu IPA Unitex yang bekerja sama dengan pihak swasta melalui kerja sama guna pakai dan IPA Palasari 2 dari bantuan Pemerintah. IPA Unitex ini bertugas untuk menyuplai sebagian wilayah zona 1, khususnya di Kecamatan Bogor Timur, mulai dari Sukasari hingga perbatasan Sindangsari, dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 50 liter per detik. Sedangkan IPA Palasari 2 membantu suplai di zona 5 yaitu sebagian wilayah Kecamatan Bogor Selatan dan sebagian wilayah Kecamatan Cijeruk, dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 50 liter/detik.

Selain itu di tahun 2023 Perumda Tirta Pakuan telah merampungkan beberapa pengembangan sistem informasi berbasis teknologi pada beberapa aplikasi yang sudah ada sebelumnya serta menambah aplikasi baru untuk meningkatkan pelayanan dan pengolahan. Aplikasi-aplikasi tersebut diantaranya Document Management System (DMS), Customer Information System (CIS), Geographic Information System (GIS), Supervisory Control and Data Acquisition (Scada), serta aplikasi pengadaan barang dan jasa, dan Omnichanel. Selain itu aplikasi yang juga belum lama ditambahkan yaitu Command Center, Automatic Meter Reading, dan Distric Meter Area.

Tahun 2024, Perumda Tirta Pakuan terus melanjutkan upayanya dalam meningkatan kapasitas produksi dengan menambah satu mata air dan dua SPAM baru, yaitu mata air Kabandungan dengan kapasitas produksi sebesar 12 liter per detik, SPAM Cipinang Gading dengan kapasitas terpasang sebesar 50 liter per detik dan SPAM Katulampa tahap 2 dengan kapasitas 300 liter per detik. Maka setelah rampung pembangunan dua SPAM tersebut total kapasitas produksi terpasang yang dimiliki oleh Perumda Tirta Pakuan mencapai 3.044 liter per detik.

Dan pada tahun 2024 juga, dilakukan transformasi pada beberapa aset perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas aset di lingkungan Perumda Tirta Pakuan. Beberapa di antaranya dengan merekonstruksi bangunan gudang yang sudah lama tidak terpakai hingga menjadi sebuah Training Center. Dan salah satunya lagi yaitu memanfaatkan lahan kosong yang tidak terpakai menjadi Pusat Kuliner yang kemudian di beri nama dengan Teras Sukasari.

 

Aktivitas Perusahaan

Aktivitas perusahaan di PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor sebagaimana tertuang dalam peraturan pendiriannya adalah mengusahakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat secara memadai, adil merata berkesinambungan disamping itu harus dapat membiayai dirinya sendiri serta mengembangkan pelayanannya juga dapat memberikan sumbangan kepada pemerintah daerah. Secara garis besar PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi bisnis. PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor juga mempunyai misi:

  • Mencukupi keperluan / kebutuhan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi masyarakat untuk setiap jenis pemakaian dengan tetap memperhatikan keharusan Perusahaan meningkatkan peranan sebagai fungsi sosial dan fungsi perusahaan (ekonomi).
  • Pembangunan air minum diintegrasikan pada aktivitas perkembangan ekonomi daerah
  • Menjadikan PERUMDA Tirta Pakuan Kota Bogor benar-benar menguntungkan dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga dapat menambah pendapatan daerah secara langsung dan merupakan tulang punggung pendapatan asli daerah sendiri Pemda Kota Bogor, dalam mempersiapkan dari menyongsong otonomi daerah tingkat II